“mahoni”
“Mahoni, Pohon Pelindung dan Fitofarmaka”
Kualitas lingkungan di kota Bandung saat ini sudah sampai pada tahap yang mengkhawatirkan. Hal ini dapat dilihat dari semakin tingginya pencemaran serta semakin sedikitnya ruang terbuka hijau sebagai paru-paru kota untuk membersihkan udara. Akibat buruknya kondisi lingkungan seperti sekarang diperkirakan akan menimbulkan masalah bagi kesehatan penduduk dalam lima sampai sepuluh tahun mendatang. Demikian pernah dikemukakan pakar lingkungan hidup Prof. Dr. Otto Sumarwoto.
Demikian juga dengan kualitas udara kota Bandung dinilai semakin memburuk dengan terus meningkatnya kadar timbal (Pb), karbon monoksida (CO), oksida nitrogen (NOx), dan polutan lainnya di beberapa ruas jalan (“PR”, 10/05). Berdasarkan hasil studi September 2004, yang pernah dilakukan oleh Ir. Puji Lestari, Ph.D., ditemukan kadar polutan seperti timbal, CO, NOx dan senyawa asam (sulfat dan nitrat) di udara di beberapa ruas jalan sangat tinggi. Bahkan, di daerah padat lalu lintas seperti Jln. Asia Afrika dan Jln. Merdeka, kadar CO dan NOx jauh melewati baku mutu yang diperbolehkan pemerintah Indonesia.
Penyebabnya tak lain adalah ruang terbuka hijau sudah banyak berkurang. Kalau pun masih ada, luasnya makin sempit saja. Menyusutnya jumlah ruang terbuka hijau bisa terjadi karena sebagian dikalahkan kebutuhan fasilitas sosial, seperti jalan raya misalnya. Sementara, yang bertahan pun semakin sempit gara-gara berubah fungsi, misalnya menjadi mal-mal, hipermarket, gedung sekolah, pompa bensin, pos polisi, atau tempat pedagang kaki lima.
Keadaan menjadi lebih parah lagi karena lahan yang tersisa habis untuk gedung parkir atau areal parkir yang diaspal. Halaman rumah pun umumnya sangat sempit dan sangat jarang yang dibiarkan terbuka dengan tumbuhan menghijau. Kebanyakan halaman yang ada justru diplester tanpa memberi kesempatan air meresap ke dalam tanah atau tanaman tumbuh menghijau.
Penyejuk jalan
Pohon mahoni selama ini dikenal sebagai penyejuk jalanan atau sebagai bahan untuk membuat segala bentuk furniture. Berdasarkan penelitian di laboratorium, pohon mahoni (Swietenia mahagoni), termasuk pohon yang bisa mengurangi polusi udara sekira 47% – 69%. Pohon mahoni yang ditanam di hutan kota atau sepanjang jalan berfungsi sebagai filter udara dan daerah tangkapan air. Daun-daunnya bertugas menyerap polutan-polutan di sekitarnya. Sebaliknya, dedaunan itu akan melepaskan oksigen (O2) yang membuat udara di sekitarnya menjadi segar. Ketika hujan turun, tanah dan akar-akar pepohonan itu akan “mengikat” air yang jatuh, sehingga menjadi cadangan air.
Pohon mahoni selama ini dikenal sebagai penyejuk jalanan atau sebagai bahan untuk membuat segala bentuk furniture. Berdasarkan penelitian di laboratorium, pohon mahoni (Swietenia mahagoni), termasuk pohon yang bisa mengurangi polusi udara sekira 47% – 69%. Pohon mahoni yang ditanam di hutan kota atau sepanjang jalan berfungsi sebagai filter udara dan daerah tangkapan air. Daun-daunnya bertugas menyerap polutan-polutan di sekitarnya. Sebaliknya, dedaunan itu akan melepaskan oksigen (O2) yang membuat udara di sekitarnya menjadi segar. Ketika hujan turun, tanah dan akar-akar pepohonan itu akan “mengikat” air yang jatuh, sehingga menjadi cadangan air.
Mahoni merupakan tanaman yang berasal dari Hindia Barat dan Afrika dapat tumbuh subur bila tumbuh di pasir payau dekat dengan pantai. Mahoni dikelompokkan menjadi dua, mahoni berdaun kecil (Swietenia mahagoni Jacg.) dan mahoni berdaun besar (Swietenia macrophylla King). Keduanya termasuk dalam keluarga Meliaceae.
Mahoni berdaun besar dapat tumbuh baik pada lahan dengan ketinggian bervariasi antara 0-1.000 meter di atas permukaan laut dengan curah hujan 1.600-4.000 mm per tahun dan tipe iklim A sampai D. Pada umumnya mahoni senang pada tanah yang bersolum dalam. Jenis ini juga masih bisa bertahan pada tanah yang sewaktu-waktu tergenang air.
Mahoni baru berbunga setelah berumur 7 tahun. Buahnya buah kotak, bulat telur, berlekuk lima, warnanya cokelat. Biji pipih, warnanya hitam atau cokelat. Mahoni merupakan pohon penghasil kayu keras dan digunakan untuk keperluan perabot rumah tangga serta barang ukiran. Kayunya juga sering dibuat penggaris karena tak mudah berubah. Getahnya baik untuk bahan perekat.
Di Indonesia mula-mula tumbuh secara liar di hutan-hutan, di kebun maupun di mana saja. Namun sejak 20 tahun terakhir ini sudah dibudi dayakan karena kualitas kayunya keras dan sangat baik, terutama untuk mebel dan kerajinan tangan, bahkan akhir-akhir ini banyak yang menggunakan kayu mahoni untuk membuat dinding dan lantai. Kayu tua berwarna merah kecokelatan. Kualitas kayu mahoni berada sedikit di bawah kayu jati, maka mahoni pun dijuluki primadona kedua setelah kayu jati.
Tinggi pohon mahoni bisa mencapai 30 meter, bahkan bisa lebih. Penyebarannya dengan biji. Setelah umurnya antara 7-8 tahun mahoni sudah mulai berbunga. Buahnya berbentuk bulat telur, kalau masih muda berwarna hijau dan setelah besar menjadi cokelat. Dalam buah yang berlekuk lima itu berisi biji mahoni yang bentuknya pipih dengan ujungnya agak tebal berwarna cokelat kehitam-hitaman. Kalau buah itu sudah tua sekali, kulit buahnya akan pecah sendiri dan biji-bijinya yang pipih itu beterbangan tertiup angin ke sana kemari berjatuhan ke tanah lalu tumbuh menjadi pohon mahoni baru.
Obat
Pada tahun ’70-an banyak orang mencari biji mahoni, yang konon dapat dijadikan sebagai obat. Ada yang mengatakan untuk obat rematik, malaria, dan ada pula yang mengatakan untuk obat kuat. Orang-orang mengonsumsi biji mahoni hanya dengan menelan bijinya setelah membuang bagian yang pipih. Konon memang banyak yang cocok. Nyatanya setelah mengonsumsi biji mahoni rematiknya pun hilang.
Pada tahun ’70-an banyak orang mencari biji mahoni, yang konon dapat dijadikan sebagai obat. Ada yang mengatakan untuk obat rematik, malaria, dan ada pula yang mengatakan untuk obat kuat. Orang-orang mengonsumsi biji mahoni hanya dengan menelan bijinya setelah membuang bagian yang pipih. Konon memang banyak yang cocok. Nyatanya setelah mengonsumsi biji mahoni rematiknya pun hilang.
Bahkan ada yang mengatakan kekuatannya bertambah. Namun mereka mengeluh biji mahoni rasanya sangat pahit. Sesudah penggunaan obat tradisional marak kembali dengan semboyan back to nature di tahun 90-an, pencarian terhadap buah mahoni semakin meningkat. Cara mengonsumsinya pun sudah mulai maju. Tidak langsung menelan bijinya, tetapi terlebih dahulu biji-biji mahoni dikeringkan. Setelah kering digiling menjadi bubuk.
Kandungan kimia mahoni ada dua macam, masing-masing saponin dan flavonoida yang sangat baik untuk mengobati tekanan darah tinggi, kencing manis, rematik, deman, masuk angin dan menambah nafsu makan.
Penemuan buah mahoni sebagai vitamin dan obat-obatan pertama kali oleh Doktor Larry Brookes, ahli biokimia pada tahun 1990-an. Lalu buah mahoni yang mengandung flavonoida dan saponin dibuat dalam bentuk ekstrak.
Kandungan flavonoida pada mahoni berguna untuk melancarkan peredaran darah, terutama untuk mencegahnya tersumbatnya saluran darah, mengurangi tingkat kolesterol, mengurangi penimbunan lemak pada dinding saluran darah, membantu mengurangi rasa sakit, pendarahan dan lebam, bertindak sebagai anti oksidan dan berfungsi menyingkirkan radikal bebas.
Sedangkan saponin berguna mencegah penyakit sampar, mengurangi lemak badan, meningkatkan sistem kekebalan, mencegah pembekuan darah dan tingkat gula dalam darah, serta menguatkan fungsi hati dan memperlambat proses pembekuan darah.
Manfaat biji
Dalam farmakologi Cina dan pengobatan tradisional lain disebutkan, tanaman ini memiliki sifat pahit, dingin, antipiretik (penurun panas), anti jamur dan menurunkan tekanan darah tinggi. Efek farmakologis ini diperoleh dari penggunaan biji yang dikeringkan, digiling halus sampai menjadi serbuk.
Dalam farmakologi Cina dan pengobatan tradisional lain disebutkan, tanaman ini memiliki sifat pahit, dingin, antipiretik (penurun panas), anti jamur dan menurunkan tekanan darah tinggi. Efek farmakologis ini diperoleh dari penggunaan biji yang dikeringkan, digiling halus sampai menjadi serbuk.
Khasiat dari biji mahoni yaitu untuk mengatasi tekanan darah tinggi, kencing manis/diabetes mellitus, kurang nafsu makan, rematik, demam, masuk angin, dan eksim. Cara mengolah biasanya biji tersebut dihaluskan menjadi bubuk lalu diseduh dengan air panas. Sedangkan dosisnya disesuaikan dengan jenis penyakitnya dan umur penderita.
Tanaman yang mempunyai kemampuan sebagai astringen, dapat mempresipitasikan protein selaput lendir usus dan membentuk suatu lapisan yang melindungi usus, sehingga menghambat asupan glukosa dan laju peningkatan glukosa darah tidak terlalu tinggi.
Sebuah penelitian terhadap biji mahoni dalam menurunkan glukosa darah pada hewan percobaan yang pernah dilakukan Laurentia Mihardja, seorang peneliti pada Center For Research and Development of Disease Control, NIHRD. Pada ekstrak mahoni dosis 45 mg/160 g bb setelah 7 hari menunjukkan hasil berbeda signifikan dibanding pelarut serta tidak berbeda dengan glikazide 7,2 mg/200 g bb. Disimpulkan, mahoni dapat menurunkan glukosa darah pada hewan percobaan.
Untuk mengobati tekanan darah tinggi, ambillah setengah sendok teh serbuk biji mahoni dan segelas air panas. Tambahkan madu satu sendok makan, diaduk-aduk, setelah hangat-hangat kuku diminum. Lakukan dua sampai tiga kali sehari. Tekanan darah yang tinggi akan turun. Kalau sudah normal sebaiknya dihentikan. Dan apabila tekanan darah naik, minum lagi.
Bagi penderita kencing manis sebaiknya diminum 30 menit sebelum makan pagi, siang dan malam. Sedangkan untuk masuk angin cara pengobatannya sama dengan untuk kencing manis. Demikian pula halnya untuk mengobati rematik.
Demikianlah pohon mahoni selain memiliki nilai estetis dan dapat berfungsi sebagai pengurang efek polusi ternyata juga memiliki kandungan kimia yang berperan penting dalam pengobatan alternatif. Tidak ada salahnya kita mengetahui jenis dan manfaat tanaman tersebut, sehingga kita dapat ikut berperan dalam menjaga kelestarian lingkungan dengan cara yang paling alamiah, yaitu menanam dan memeliharanya.
sumber : www.pikiran-rakyat.com
Komentar
Posting Komentar